Beredar kabar bahwa pada tanggal 24 Oktober mendatang akan terjadi gempa di Jakarta dengan kekuatan sekira 8 SR.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, pakar gempa dari Universitas Indonesia, Abdul Haris menyebutkan bahwa kabar tersebut tidak benar adanya. "Kabar-kabar tersebut tidak berdasar dan hanya ingin membuat panik masyarakat. Tak perlu ditanggapi dengan serius," ujar Haris saat dihubungi, Senin (19/10/2009). Tanggapan Haris tentu saja memiliki alasan yang kuat. Karena menurutnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa mendeteksi terjadinya gempa secara akurat. "Hingga saat ini belum tersedia teknologi yang bisa menentukan waktu datangnya gempa secara akurat, lengkap dengan tanggal dan besarnya kekuatan gempa yang diperkirakan akan terjadi," kata Haris.
Menurutnya, kemungkinan terjadi gempa bisa terjadi setiap saat. Pasalnya, setiap waktu Bumi kita mengalami pergeseran. Itu sebabnya, setiap hari para peneliti dan ahli gempa mengadakan pemantauan setiap hari. "Kami melakukan pemantauan setiap hari, setiap saat terjadi pergeseran namun kekuatannya kecil sekira dibawah 5 SR sehingga tidak terasa oleh kita," terangnya.
Untuk itu, Haris mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik menanggapi isu-isu yang mengatasnamakan lembaga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sayangnya, kami tidak berhasil mendapatkan klarifikasi langsung terkait hal ini langsung dari BMKG. Namun Haris meyakinkan bahwa BMKG pun akan memberikan keterangan yang sama dengannya. "Saya yakin, jika dikonfimasikan dengan BMKG, masyarakat pun akan mendapatkan jawaban yang sama dengan saya. Pasalnya kami intens membahas hal ini bersama BMKG," kata Haris.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, pakar gempa dari Universitas Indonesia, Abdul Haris menyebutkan bahwa kabar tersebut tidak benar adanya. "Kabar-kabar tersebut tidak berdasar dan hanya ingin membuat panik masyarakat. Tak perlu ditanggapi dengan serius," ujar Haris saat dihubungi, Senin (19/10/2009). Tanggapan Haris tentu saja memiliki alasan yang kuat. Karena menurutnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa mendeteksi terjadinya gempa secara akurat. "Hingga saat ini belum tersedia teknologi yang bisa menentukan waktu datangnya gempa secara akurat, lengkap dengan tanggal dan besarnya kekuatan gempa yang diperkirakan akan terjadi," kata Haris.
Menurutnya, kemungkinan terjadi gempa bisa terjadi setiap saat. Pasalnya, setiap waktu Bumi kita mengalami pergeseran. Itu sebabnya, setiap hari para peneliti dan ahli gempa mengadakan pemantauan setiap hari. "Kami melakukan pemantauan setiap hari, setiap saat terjadi pergeseran namun kekuatannya kecil sekira dibawah 5 SR sehingga tidak terasa oleh kita," terangnya.
Untuk itu, Haris mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik menanggapi isu-isu yang mengatasnamakan lembaga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sayangnya, kami tidak berhasil mendapatkan klarifikasi langsung terkait hal ini langsung dari BMKG. Namun Haris meyakinkan bahwa BMKG pun akan memberikan keterangan yang sama dengannya. "Saya yakin, jika dikonfimasikan dengan BMKG, masyarakat pun akan mendapatkan jawaban yang sama dengan saya. Pasalnya kami intens membahas hal ini bersama BMKG," kata Haris.